Pengalaman Membuat SIM C Sehari Jadi (Tanpa Calo atau Biro Jasa)
Memasuki usia 17 tahun dan sebentar lagi akan menginjak dunia perkuliahan, sesudah mendapatkan e-KTP. Selanjutnya adalah mempunyai SIM. Ya karena saya lancarnya cuma mengendarai sepeda motor, akhirnya saya membuat SIM C saja dulu. SIM A belakangan saja. 😀
Akhirnya hari ini (2 Juli 2013). Dengan diantar oleh ayah saya. Saya pergi ke Polres Tangerang Kota untuk memproses pembuatan SIM C saya. Saya akan sedikit menceritakan bagaimana pengalaman saya membuat SIM sehari jadi tanpa perantara calo atau biro jasa.
Awalnya sih niatnya emang make calo (supaya cepet, kata ayah saya kalau make jalur ‘biasa’ susah lulusnya). Tapi entah mengapa hari itu ga ada yang nawarin ‘bantuan’ seperti pengalaman orang-orang yang telah mengalaminya tempo dulu. Sekarang, entah mengapa calo-calo tersebut hilang, mungkin Polri sudah membenahi birokrasinya, salut deh kalau begitu. Karena sehari sebelumnya (tanggal 1 Juli) adalah HUT Bhayangkara.
Saya sampai di Polres Tangerang Kota pukul 11 siang, setelah muter-muter di sekitar area sungai Cisadane, karena jalan menuju Polres Tangerang itu satu arah. Dan lagipula ayah saya sudah lupa jalan, sudah 5 tahun ga kesana lagi dan baru sekarang mau sekalian memperpanjang SIM-nya.
Sampai disana, saya bertanya ke tukang parkir bagaimana prosedur pembuatan SIM. Bagi anda yang ingin membuat SIM, persiapkan ini:
- Fotocopy KTP 5 Lembar
- Uang sekitar Rp.200.000, Rincian biaya ada dibawah
- Alat tulis untuk ujian teori, kalaupun lupa bawa disana biasanya banyak yang jual pulpen.
Memasuki area Pelayanan SIM di kawasan Polres Tangerang Kota, nanti kita dikasih name tag yang ditukar dengan KTP kita. Name tag merah untuk pemohon SIM baru, Name tag kuning untuk yang ingin perpanjangan SIM. Nah sehabis itu, kita disuruh untuk tes kesehatan dulu. Ga tau ini tes kesehatan sungguhan apa bukan, pokoknya cuma bayar 20 ribu, terus ditest dengan menebak angka yang ada dalam warna, seperti psikotest. Mungkin ini adalah test untuk mengetahui pemohon SIM itu penderita CB atau bukan. CB? Bukan ChiBi tapi Color Blind alias Buta Warna :D.
Setelah dapat surat keterangan sehat, kita disuruh untuk ke loket permohonan formulir pembuatan SIM. Untuk SIM C bayarnya 100 ribu, SIM A 120 ribu. Sehabis itu kita diberi formulir yang harus kita isi. Setelah mengisi formulir, selanjutnya adalah ke loket asuransi, untuk membayar asuransi sebesar 30 ribu. Nah sehabis itu kita ke loket Permohonan SIM, berikan formulir yang sudah diisi tadi. Tunggu panggilan untuk mengikuti ujian teori.
Nah disini biasanya lama, karena kita menunggu orang lain juga yang sedang tes teori. Di waktu-waktu penantian ini, dompet saya sempat hilang. Panik, karena ada ATM, Kartu Pelajar. Kalau uangnya sih ga seberapa banyak :p. Untungnya ada pengumuman dompet hilang, dan ternyata benar itu dompet saya! Hufft.. lega dompetnya ditemukan pak Polisi. Dan, Alhamdulillah isinya masih utuh.
SKIP.SKIP
Oke akhirnya sampai juga saya dipanggil untuk tes teori setelah sekitar 2,5 jam menunggu. Kata orang-orang sih testnya gampang, asalkan kita sering mematuhi peraturan dan rambu lalu lintas. Atau bagi yang mau tau macam soalnya, bisa search di mbah Google. Ya, testnya memang ga sesusah test SBMPTN atau SIMAK UI (iyalah). Untuk lulus dari test ini, kita harus menjawab benar minimal 18 soal (mendapat nilai 60) atau hanya salah 12 soal dan waktu mengerjakannya 30 menit. Tadi sih saya hanya menggunakan 20 menit saja, habis itu saya serahkan ke pengawasnya yang seorang polantas. Langsung dikoreksi di depan saya, dan saya lulus dengan nilai 72.
Setelah itu, pengawas langsung menyuruh kita yang lulus ujian teori untuk menuju loket test praktik, dan bagi yang tidak lulus dipersilahkan mengulang seminggu kemudian. Nah karena saya lulus, akhirnya saya menuju ke loket ujian praktik. Waktu itu, peserta tes praktik cuma sekitar 7 orang, karena itu kloter terakhir sekitar pukul 2 siang, kantor pelayanan SIM pun yang tadi ramai sudah sepi.
“Ulil Albab..!!”
Wah nama saya dipanggil pertama untuk melaksanakan tes praktik. Jantung saya berdegup seketika, karena denger-denger banyak yang gagal di test ini, kalau saya sih jangan sampe dah bolak-balik kesini, jauh banget dari rumah saya tuh Kantor Polres.
Saat test, kita bisa milih motor manual atau matic. Manualnya Honda Revo, maticnya kalau ga salah Suzuki Hayate. Itu tergantung masing-masing Lokasi Ujian ya. Karena saya terbiasa dengan si Vega bergigi, akhirnya saya pilih test dengan Honda Revo. Kata si penguji kalau make motor matic agak berat, dan kalau make motor manual disarankan pake gigi 2.
Okelah, setelah dijelasin bagaimana melintasi tracknya, saya pun bersiap dengan memakai helm. Saya jelasin sedikit dulu. Jadi test praktiknya itu kita disuruh untuk memutar membentuk angka 8 dan melewati palang bambu secara zigzag. Dan Alhamdulillah saya dapet fotonya nih:
Kebetulan sekali foto itu adalah foto tempat tadi saya test, Polres Tangerang Kota. Nah saya rasa orang-orang banyak yang gagal di test zig-zag itu. Dan biasanya faktor gagalnya itu akibat grogi, soalnya banyak yang ngeliatin kita test -_-. Untung waktu tadi saya test praktik, udah sepi tempatnya.
Nah beruntunglah bagi anda yang sudah terbiasa dengan kemacetan di Jakarta/Tangerang. Nyelip diantara mobil-mobil saat macet. Untuk melewati test praktik ini diperlukan skill dan juga ketenangan. Jangan ambil gas terlalu kencang, pelan-pelan saja. Memang kalau kita lihat susah, cuma ketika ujian praktik tidak sesusah yang dibayangkan sebelumnya.
Dari 7 peserta tes praktik, hanya 2 orang yang lulus! Saya dan seorang laki-laki. Dan itupun langsung diproses, pengambilan foto –> ambil sidik jari –> tanda tangan. Tidak sampai 10 menit, SIM sudah jadi! Ya mungkin waktu itu udah sepi, sudah mau Ashar. And.. Sekarang, kalau ke mana-mana ga usah takut ditilang sama pak Polisi lagi, soalnya udah punya SIM. Yeahh.
Oh ya bagi anda yang ingin membuat SIM sebaiknya datang pagi-pagi, persiapkan hal-hal yang dibutuhkan, sedikit ilmu tentang lalu lintas untuk tes teori, dan kalau bisa sudah latihan di rumah untuk menghadapi test praktiknya. Sepertinya, calo-calo gitu udah berkurang ya, ga tau deh di tempat lain. Tapi dengan membuat SIM dengan prosedur yang benar, kita turut mendukung keselamatan berkendara dan tentunya lebih hemat biaya. Estimasi biaya membuat SIM A/C sendiri paling mahal 200 ribu. Kalau memakai jasa calo bisa sampe 500 ribu, untuk SIM A mungkin bisa lebih mahal lagi.
Oke segini dulu pengalaman saya tentang “Membuat SIM C Sehari jadi tanpa Calo” semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dan manfaat dari pengalaman saya ini.
Mirip banget sama pengalamanku, hehe..
Tak disangka sekarang mudah banget bikin SIM, good job kepolisian.
Emng bsa nmbk y
top info
bisa cek tkp langsung tes sim sekarang
terima kasih ya
Kalau KTP nya diluar daerah gimana?
Saya ditanggerang?
Soalnya ddsni kerja?
Bikin sim c nembak bsa g y
Makasih gan…
Pengalamanya jd referensi…hehe
Andez