Perjuangan Mencari Bangku Kuliah
Tulisan ini dimulai ketika saya masih menginjak kelas 12 SMA, layaknya seorang siswa SMA tingkat akhir lainnya yang memang sedang galau-galaunya menentukan jurusan kuliah. Mungkin ada satu yang berbeda dari diri saya dengan yang lainnya. Ketika yang lainnya sangat antusias dengan yang namanya SNMPTN Undangan, bolak-balik ke ruang BK membawa fotocopy raportnya, jujur saya yang mungkin paling tidak bersemangat untuk itu. Bagaimana tidak? Saya memang bukan orang bodoh, tapi nilai rapot saya itu.
Nilai rapot saya ada yang merah di Semester 3, saya akui memang ini kesalahan saya walau bukan semuanya itu karena saya, mungkin sang guru sudah lupa saya pernah ikut remedial waktu itu. Sampai-sampai orang tua saya menghadap ke kepala sekolah untuk mengurus nilai yang merah (hanya kurang 0,1 dari KKM) tapi entah mengapa nilai itu tidak bisa diubah karena sang guru sangat keukeuh bahwa itu adalah sepenuhnya kesalahan saya. Teman-teman saya di sekolah tidak tahu akan hal ini, biarlah saya ceritakan disini. Sungguh kehidupan SMA saya berbeda jauh dengan SMP apalagi SD yang waktu itu saya masih bisa mendapat nilai yang bagus.
Sejak saat itu, saya masabodoh dengan yang namanya SNMPTN Undangan, bagi saya ketika satu pintu tertutup pasti ada seratus pintu lain yang terbuka. Waktu itu saya bertekad akan berjuang di test tulis. Dan benar hasilnya, tanggal 27 Mei saya buka web pengumuman SNMPTN Undangan, dan hasilnya saya TIDAK LULUS. Pilihan saya di SNMPTN Undangan: Teknik PWK dan Teknik Informatika UNDIP. Sedih? bodoamat, dari awal saya sudah ilfeel dengan SNMPTN Undangan ini. Ketika itu saya hanya bisa melihat timeline twitter dan facebook penuh dengan ungkapan senang dari teman saya yang lulus SNMPTN. Iri? Ah tidak nanti aku akan susul kalian kok.
Sejak seminggu setelah UN sampai beberapa hari menjelang SBMPTN saya mengikuti Bimbingan Intensif SBMPTN di Nurul FIkri, disini saya bertemu teman-teman seperjuangan, Ka Hendri, Arif, Atthur, Maesur. Jujur semenjak saya tidak lagi pergi bersekolah, saya lebih akrab dengan teman-teman saya di NF ini, karena tiap hari bertemu mereka. Sampai-sampai saya pergi ke Bandung bersama Arif hanya untuk Try Out SBMPTN! Terdengar niat sekali ya, ikut try out sampai harus ke Bandung.
UMPN PNJ (5 Juni 2013)
Test tulis pertama yang saya ikuti adalah UMPN PNJ, jujur saya ikut inipun sebagai cadangan saja. Hasilnya sih saya lulus sebagai cadangan juga! WTF. Seminggu kemudian hasil realnya ditetapkan dan saya dinyatakan benar-benar tidak lulus.
SBMPTN (This is the real war!) (18-19 Juni 2013)
Beberapa minggu setelah UMPN PNJ adalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu pelaksanaan SBMPTN 2013. Saya sempat galau saat pemilihan jurusan ini, saya berpaku pada hasil Try-Out saya di NF yang kalau dirata-ratakan dari enam try out hanya menghasilkan nilai nasional 684. Akhirnya setelah berpikir strategi, saya memilih Pembangunan Wilayah UGM di pilihan 1, Sistem Komputer UNDIP di pilihan 2, dan Sistem Informasi UIN Jakarta di pilihan 3.
Pasti teman-teman bingung tuh , mengapa saya memilih Pembangunan Wilayah UGM di pilihan 1, padahal saya dikenal amat suka dengan computer. Ya memang saya suka dengan dunia computer, tapi asal teman-teman tahu, semenjak kecil saya suka menggambar peta buta tentang suatu daerah yang saya kunjungi, dan saya amat suka dengan perencanaan kebijakan wilayah (bukan menggambarnya). Ya jadi saya pilih Pembangunan Wilayah bukan sekedar asal pilih.
Saya mendapat tempat test SBMPTN di SMAN 68 Jakarta. Tempatnya jauh dari rumah saya, alhasil saya harus berangkat dari rumah sekitar jam 5 pagi. Dengan diantar oleh ayah saya, menyusuri jalanan Jakarta hingga sampai di Salemba. Dalam pikir saya, betapa besarnya perjuangan seorang ayah mengantarkan anaknya jauh-jauh untuk berjuang demi masa depannya, oleh karena itu saya bertekad untuk lulus dalam SBMPTN ini.
Hari pertama adalah TPA dan TKDU. Entah mengapa soal TPA nya sangat berbeda dengan yang try out NF, ini sempat membuat saya down. Tapi saya terus berdoa kepada Allah agar melancarkan saya mengerjakan ini semua, hasilnya saya bisa mengerjakan 75% dari keseluruhan soal TPA. Jam kedua adalah TKDU, menurut saya ini masih relatif sama dengan soal-soal try out NF. Jadi, ya saya habisi saja seperti saat try out.
Hari kedua adalah Tes Kemampuan IPA, soal-soalnya itu, beda banget dengan try out NF (kecuali Matematika dan Biologi), Kimia yang kalau di try out saya bisa menjawab 6 soal, kali ini saya benar-benar mati gaya. Saya hanya bisa pasrah dengan hasilnya nanti. Yasudah demi menghibur diri saya habis tes hari kedua ini, pulang muter-muter dulu ke Stasiun Pasar Senen.
SMBB Telkom (21 Juni 2013)
Setelah SBMPTN, test tertulis yang saya ikuti adalah SMBB Telkom. Soal-soalnya itu loh greget lah, hampir setara dengan UN. Dari semua test yang saya ikuti ini adalah test yang menurut saya paling mudah. Hasilnya? Saya lulus di pilihan pertama Teknik Telekomunikasi IT Telkom, jurusan yang katanya paling favorit di IT Telkom. Namun, saya masih menunggu hasil SBMPTN.
SIMAK UI (19 Juni 2013)
Setelah SMBB Telkom test yang saya ikuti adalah SIMAK UI. Waktu itu saya tidak terlalu berharap dengan test ini, hasilnya? Saya tidak lolos!
UM UNDIP (6 Juli 2013)
Saya ikut UM UNDIP dengan hati tenang, karena waktu itu sudah pengumuman SMBB Telkom, jadi saya merasa sudah ada cadangan. Sempat terjadi insiden ketika saya lupa membawa fotocopy ijazah, panik karena takut ga bisa ikut ujian, akhirnya bisa juga karena pengawasnya memberi kesempatan ngumpulin fotocopy ijazahnya sehabis ujian nanti, akhirnya saya minta tolong ayah saya untuk membawa fotocopy ijazah saya ke tempat test di SMAN 70. Hasilnya? Saya tidak lolos UM UNDIP!
UM UGM (7 Juli 2013)
Ini merupakan test dengan biaya termahal dan proses yang ter-ribet. Tiga hari sebelum test, saya dan teman saya Nanang, harus melakukan verifikasi data dulu di Labschool Rawamangun. Pada hari H testnya, saya berangkat pagi-pagi buta sekitar jam setengah 4 dengan menumpang mobilnya Arif. Menembus dinginnya tol dalam kota akhirnya sampai di depan tempat test saya (SMKN 26) ketika adzan subuh berkumandang. Hasilnya? Saya tidak lolos UM UGM, padahal saya sangat confident dengan hasilnya. FYI, Ini adalah test terakhir yang saya ikuti.
PENGUMUMAN SBMPTN (8 Juli 2013)
Senin sore, seperti biasa saya sedang browsing di internet. Oh ya pengumuman SBMPTN dipercepat 4 hari dari awal yang ditentukan tanggal 12 Juli. Saya sudah siap dengan hasil yang akan saya dapat. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik web pengumuman SBMPTN sudah menampilkan countdown menuju pengumuman SBMPTN, hati ini terus dag dig dug tidak karuan. Akhirnya ketika tepat pukul 5 sore, web pengumuman SBMPTN mulai hilang countdownnya berganti dengan kotak isian nomor. Dengan gemetar, tangan ini mulai mengetik nomor peserta dan tanggal lahir, dan taraaaaa…. Error Not Found. Ah mungkin ini gara-gara banyak yg akses, akhirnya saya cek di mirror pengumuman SBMPTN, webnya ITS dan taraaaa.. Diiringi dengan kata Selamat, saya langsung berjingkrak senang, dan Alhamdulillah saya lulus di pilihan kedua Sistem Komputer UNDIP.
Saya langsung post di facebook dan twitter, (balas dendam ceritanya sama yang dapet SNMPTN Undangan, akhirnya saya juga bisa menyusul kalian!). Ucapan selamat berdatangan di twitter, senang sekali waktu itu. Namun, saya sedih beberapa sahabat saya ada yang belum lolos, walaupun ada beberapa dari mereka yang akhirnya lolos di Ujian Mandiri. Dan sahabat seperjuangan saya di NF, Arif juga lolos di pilihannya Teknik Mesin ITS. Try out SBMPTN jauh-jauh ke Bandung, ternyata ada hasilnya juga.
Dan lusa setelah pengumuman SBMPTN adalah awal Ramadhan 1434 H, dan Alhamdulillah di bulan Ramadhan tahun ini saya sudah berstatus mahasiswa UNDIP. Saya lebih memilih UNDIP daripada IT Telkom karena di PTN ga ada uang sumbangan, walaupun uang semesterannya sama, jadi bisa lebih sedikit meringankan orang tua. Lagipula kedua jurusan di IT Telkom dan UNDIP ini sama-sama masuk ke rumpun Teknik Elektro.
Kesimpulan dari cerita ini adalah jangan terlalu bergantung/berharap dengan SNMPTN Undangan, bergantunglah kepada Allah SWT. Karena SNMPTN Undangan bak hadiah, faktor keberuntungannya lebih besar ketimbang SBMPTN. Mending persiapkan UN + SBMPTN. Pikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Karena nilai yang bagus pun belum tentu lulus SNMPTN Undangan.
Demikian sekelumit kisah saya dalam mencari bangku kuliah. Bagaimana ceritamu? Terimakasih sudah mau membaca.
Terakhir, saya ucapkan Terima Kasih Kepada:
- Allah SWT
- Orang tua dan Keluarga
- Guru-guru di SMAN 90 dan Nurul Fikri Pamulang 2
- Teman-teman seperjuangan di NF Pamulang 2
- Teman-teman seperjuangan di SMAN 90
- Keluarganya Arif yang sudah saya buat repot waktu di Bandung
- Para Pengawas Ujian
- Teller Bank Mandiri yang sudah melayani saya membayar biaya ujian
- Orang-orang baik yang telah membantu saya yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu
itu ikut sbmptnnya ditentuin panita sbmptn ka?
um juga ditentuin tempatnya?
ralat typo haha *tempat ikut sbmpntn
iya ditentuin
Di Sistem Komputer UNDIP ada anak SMK gak ya
Ada kok! 😀
Sangat menginspirasi sekali sharing pengalamannya, semoga dapat membantu banyak calon mahasiswa baru yang berencana untuk melanjutkan kuliah di PTN 🙂
Kakak soal soal di UMPN PNJ mudah/susah? Tes nya di kampusnya?